
Banyuwangi – Banyuwangi terus melangkah mantap menuju predikat Kabupaten Layak Anak (KLA) tahun 2025. Komitmen itu dibuktikan dengan digelarnya Bimbingan Teknis (Bimtek) Fasilitator Anak selama dua hari, Rabu–Kamis (16–17 April 2025), oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB).
Bimtek ini bukan sekadar pelatihan, tapi langkah strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang andal dan peka terhadap isu-isu anak. Pesertanya berasal dari berbagai instansi dan pemangku kepentingan yang siap menjadi jembatan antara suara anak dan kebijakan pembangunan daerah.
“Kami ingin fasilitator anak tak hanya hadir, tapi hadir dengan hati. Mereka harus mampu mendengar, memahami, dan mengawal aspirasi anak hingga benar-benar terdengar di meja kebijakan,” ujar Kepala Dinsos PPKB Banyuwangi, Henik Setyorini, AP., M.Si.
Sejak 2022 hingga 2023, Banyuwangi telah membentuk 125 forum anak di tingkat desa dan kelurahan. Namun, tantangan tetap ada—salah satunya kurangnya fasilitator yang memahami secara mendalam prinsip-prinsip pemenuhan hak anak.
Hari pertama bimtek diisi oleh Dr. Arie Cahyono dari BPSDM Provinsi Jawa Timur. Ia mengupas Konvensi Hak Anak dan pentingnya integrasi hak anak dalam pembangunan. “Anak bukan sekadar objek yang dilindungi. Mereka subjek pembangunan yang harus dilibatkan dan didengar,” tegasnya.
Fasilitator daerah Banyuwangi, Farida Hanum, melengkapi materi dengan membahas realita Forum Anak di Banyuwangi, sekaligus peluang dan tantangannya. Ia menggarisbawahi pentingnya ruang aman dan inklusif bagi anak untuk berpendapat dan berpartisipasi aktif.
Hari kedua makin seru dengan praktik simulasi, penyusunan rencana tindak lanjut, serta sesi pembekalan kode etik fasilitator. Integritas, empati, dan pendekatan berbasis hak menjadi kunci utama.
“Kita sedang menyiapkan fondasi jangka panjang untuk generasi Banyuwangi ke depan. Anak-anak perlu ruang, dan fasilitator yang baik akan memastikan ruang itu ada dan aman,” tambah Henik.
Bimtek ini menegaskan satu hal penting: membangun Banyuwangi sebagai Kabupaten Layak Anak bukan pekerjaan satu pihak, tapi kolaborasi lintas sektor. Dari desa, kecamatan, SKPD hingga lembaga masyarakat, semua punya peran.
Dengan fasilitator yang terlatih, Forum Anak Banyuwangi diharapkan semakin kuat menjadi motor perubahan—menyalurkan suara anak, menggali potensi, dan mengawal pembangunan yang ramah anak.