
BANYUWANGI – Festival Diaspora Banyuwangi kembali digelar bertepatan dengan awal Syawal. Tahun ini, ratusan perantau asal Bumi Blambangan berkumpul di Pendopo Shaba Swagata Blambangan, Kamis (3/4/2025), untuk melepas rindu, mempererat solidaritas, serta memperkuat jejaring.
Acara ini tidak hanya dihadiri oleh diaspora yang menetap di berbagai kota di Indonesia, tetapi juga oleh mereka yang telah meniti karier di berbagai belahan dunia. Beberapa hadir secara langsung, sementara lainnya mengikuti secara virtual. Mayoritas dari mereka tergabung dalam Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi).
“Ikawangi telah tersebar hampir di seluruh kota besar di Indonesia dan bahkan di berbagai benua. Mereka mampu menunjukkan kiprah yang luar biasa,” ujar salah satu sesepuh Ikawangi, Mayjen (Purn) Rusdy Maksum.
Diaspora Banyuwangi telah meraih kesuksesan di berbagai bidang, mulai dari profesional hingga pengusaha, bahkan beberapa di antaranya menduduki posisi sebagai pejabat publik. Salah satu contohnya adalah Dami Sundari Frese, asal Kecamatan Tegaldlimo, yang kini berkarier di Jerman sebagai profesional di perusahaan multinasional.
“Saya bangga bisa mewakili tanah kelahiran kami di dunia internasional. Warga Banyuwangi memiliki daya saing tinggi secara profesional,” ujar Dami yang telah tujuh tahun menetap di Eropa.
Hal serupa disampaikan oleh Dian Novita, yang berkarier di Amerika Serikat. Selain bekerja secara profesional, ia juga turut memperkenalkan budaya Banyuwangi, seperti tari gandrung dan barong, kepada masyarakat setempat.
“Antusiasme warga Amerika terhadap budaya kita sangat tinggi. Ini menjadi motivasi bagi saya untuk terus memperkenalkan Banyuwangi di kancah internasional,” ungkap Dian, lulusan program beasiswa Banyuwangi Cerdas.
Festival Diaspora Banyuwangi tahun ini juga dihadiri oleh beberapa putra daerah yang kini menjabat sebagai pejabat publik, seperti Wakil Wali Kota Sorong, Papua, Haji Sutejo, serta Wakil Wali Kota Pasuruan, Mokhamad Nawawi. Selain itu, hadir pula Irjen Ibnu Suhendra, Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT RI, serta Wakil Bupati Lamandau, Kalimantan Tengah, Abdul Hamid.
“Alhamdulillah, warga Banyuwangi di Sorong dan Papua pada umumnya hidup dalam kebersamaan dan turut memberikan kontribusi nyata bagi daerah setempat,” ujar Haji Sutejo, mantan pemain Persewangi asal Wonosobo, Srono.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menekankan pentingnya peran diaspora dalam pembangunan daerah. “Kami bangga dengan pencapaian para diaspora Banyuwangi. Mereka telah menjadi duta yang mengharumkan nama daerah,” kata Ipuk.
Ipuk berharap pertemuan ini dapat semakin mempererat ikatan kekeluargaan dan sinergi bagi kemajuan Banyuwangi. “Tidak hanya sebagai ajang reuni, tetapi juga untuk memperkokoh kontribusi nyata bagi pembangunan daerah,” ujarnya.
Salah satu bentuk kontribusi tersebut adalah melalui program CSR Mobile via aplikasi Smart Kampung, yang memungkinkan para diaspora membantu warga miskin secara transparan dan akuntabel. “Kami mengajak para diaspora untuk berpartisipasi, baik secara kelembagaan maupun personal, dalam membantu warga Banyuwangi yang membutuhkan,” tutup Ipuk.