Mediaku.co.id, Banyuwangi — Semangat berbagi tidak mengenal waktu dan keadaan. Itulah pesan penting yang disampaikan Pimpinan Yayasan Darul Muridin, KH. Imam Sahrowardy, pada Selasa (29/4) dalam sebuah pertemuan di kediamannya. Ia menegaskan bahwa zakat, infak, dan sedekah adalah kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim, baik dalam keadaan lapang maupun sempit.
Mengutip Surah Ali Imran ayat 134, KH. Imam mengingatkan bahwa Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan, termasuk mereka yang tetap berinfak meski dalam kondisi sulit. “Jangan pernah menunggu kaya untuk berzakat. Kewajiban itu tetap berlaku, sekalipun penghasilan kita kecil,” ujarnya.
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
allażīna yunfiqụna fis-sarrā`i waḍ-ḍarrā`i wal-kāẓimīnal-gaiẓa wal-‘āfīna ‘anin-nās, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīn
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS: Ali Imran ayat 134)
Menurut beliau, ukuran kekayaan seseorang tidak semata-mata diukur dari jumlah hartanya. Ada banyak orang dengan penghasilan di bawah Rp1.000.000 per bulan namun tetap istiqomah berderma. Sebaliknya, ada pula yang bergelimang harta hingga miliaran rupiah, tetapi kikir dan bahkan terjerat kasus korupsi.
“Ada orang hartanya triliunan, miliaran, tapi korupsinya tidak selesai-selesai. Itu berarti mereka miskin. Kenapa? Karena tidak pernah merasa cukup,” jelas KH. Imam. Ia menegaskan bahwa hakikat orang kaya adalah mereka yang merasa cukup dan mau berbagi kepada sesama.
Dalam kesempatan tersebut, KH. Imam juga mengajak seluruh umat untuk mempererat persaudaraan. “Mari kita rapatkan barisan dan perkuat persaudaraan agar kita bisa saling memperkuat satu sama lain. Menjadi auliyau ba’dhum ba’dh, saling menjadi penolong bagi saudara kita,” imbuhnya.
Pesan ini menjadi pengingat penting bahwa kekayaan sejati adalah kekayaan hati, bukan sekadar limpahan materi. Semangat berderma dan berbagi dalam segala keadaan menjadi cermin dari keimanan yang kuat dan solidaritas sosial yang tinggi.