
Warga Kampung Kepuh Kelapa 2 Kapling, Karawang Barat, diguncang kabar duka pada Rabu pagi (16/4/2025). Seorang pria bernama Suherman (36), buruh harian lepas asal Rengasdengklok, ditemukan tewas gantung diri di rumah kontrakannya. Namun yang membuat peristiwa ini begitu menyentuh adalah surat wasiat yang ia tinggalkan—berisi pesan haru untuk keluarga tercinta.
Peristiwa ini pertama kali diketahui oleh Karsidi, rekan kontrakan yang baru pulang kerja dari Jakarta sekitar pukul 09.00 WIB. Saat membuka pintu, ia mendapati tubuh Suherman tergantung dan langsung berupaya menurunkannya, dibantu oleh saksi lain, Aceng. Keduanya segera melapor ke Bhabinkamtibmas dan Polsek Karawang Kota.
Polisi langsung mengamankan lokasi dan mengerahkan tim Inafis untuk olah TKP. Jenazah Suherman kemudian dibawa ke RSUD Karawang guna keperluan autopsi. Di lokasi, penyidik menemukan secarik surat wasiat bertuliskan tangan Suherman—yang kini menjadi sorotan.
Dalam surat itu, Suherman menuliskan permohonan agar jasadnya langsung dimakamkan tanpa melibatkan pihak kepolisian. Ia juga menyampaikan pesan menyayat hati kepada keluarga, terutama kepada anak-anaknya.
“Eman udah nggak kuat… Eman minta langsung dikubur, nggak mau ada urusan polisi… Jangan salahkan siapa pun, ini kemauan Eman…”
Kepada putrinya, Suherman menuliskan kalimat perpisahan yang memilukan:
“Ming, Ayah pergi duluan ya. Maafin Ayah. Ming jagain Dede Rama ya. Tinggal sama Mamah, jangan suka berantem. Ayah pasti ada liat Ming dan Dede…”
Pesan itu ditutup dengan kalimat sederhana yang membuat siapa pun tercekat:
“Doain Ayah terus ya…”
Hingga kini, polisi masih menyelidiki motif di balik keputusan tragis Suherman. Sementara itu, suasana duka menyelimuti keluarga dan tetangga korban yang masih sulit menerima kenyataan pahit ini.